KELOMPOK 1 : 3EA14
1. YAYUK LESTARI (17211500)2. MELISA RIZKI (14211422)
3. PRATIWI OKTAVIANTY (15211564)
4. PREMITA LISAWATI (15211571)
5. AJENG ASTIKA (1A212008)
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang
memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga
dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli
di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar merupakan
langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga
tahap yaitu :
1.
Tahap
pertama : Market Segmentation
Adalah membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok
yang homogen.
2.
Tahap
kedua : Target Market and Marketing Mix
Selection
Adalah memilih satu segmen atau
lebih untuk dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar
bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan atau daya tarik
promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
3.
Tahap
ketiga : Product / Brand Positioning
Adalah menentukan posisi produk
sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai
produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing
lainnya.
Dasar
Segmentasi Pasar
Dalam menyusun strategi
segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang
paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik
konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah :
1.
Segmentasi
Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar
dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal
di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa
kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang
yang tinggal di daerah-daerah lain.
Sebagai contoh, penjualan produk
makanan tertentu dan atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah
daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di
Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan
paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan
strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai
perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di
samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media
lokal, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.
2.
Segmentasi
Demografis
Karakteristik
demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar
antara lain :
§
Usia
§
Gender
(Jenis kelamin)
§
Status
perkawinan
§
Pendapatan,
pendidikan, pekerjaan dsb
Demografis membantu
menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang
paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali
target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variable
segmentasi lain. Berbagai variable demografis mengungkapkan kecenderungan yang
memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis
kelamin, dan distribusi penghasilan.
3.
Segmentasi
Psikologis
Karakteristik
psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan.
Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variable
psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi,
kepribadian, persepsi, pengetahuan dan sikap.
4.
Segmentasi
Psikografis
Bentuk
riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil
psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai
kegiatan (activities), minat (interests) dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen
dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan
serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk
mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli,
minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.
5.
Segmentasi
Sosial Budaya
Berbagai
variable sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variable sosial
budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh,
berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen
berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai
budaya inti, keanggotaan subbudaya dan keanggotaan lintas budaya.
6.
Segmentasi
Terkait Pemakaian
Bentuk
segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut
karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian,
tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat
pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan dan
bukan pemakai produk, jasa atau merek khusus.
7.
Segmentasi
Situasi Pemakaian
Para
pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variable segmentasi
disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli
atau dikonsumsi para konsumen.
8.
Segmentasi
Manfaat
Berubahnya
gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting
bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk
dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi
berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.
9.
Segmentasi
Gabungan
Tiga
pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah :
a. Profil
Psikografis-Demografis
Profil
psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang
akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
b. Segmentasi
Geodemografis
Jenis
segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat
dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup,
dan kebiasaan konsumsi yang sama.
c. VALS
2
VALS (Value, Attitude, and Lifestyle/ Nilai, Sikap dan Gaya Hidup) merupakan sebuah metode segmentasi pasar yang bersifat psychographic.
Diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat. Terdapat dua inventarisasi yang dikembangkan yaitu, VALS 1 yang didasarkan pada teori Maslow dan pengembangan psikologi sedangkan VALS 2 dikembangkan untuk mengukur pola pembelian konsumen. Hasil inventarisasi psikografik dangan VALS 1 ini mendapatkan sejumlah kritik, yang kemudian SRI diperbaharui melalui VALS 2. Tujuan dari VALS 2 adalah untuk mengidentifikasi hubungan yang spesifik antar sikap konsumen ddan perilaku pembelian. Survey yang dilakukan di Amerika untuk pasar konsumen dengan VALS 2 dikelompokan dan dideskripsikan sebagai berikut :
· Actualizers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebih dengan berfokus pada prinsip dan tindakan. Aktif, bertanggung jawab dalam mengekspresikan selera, berkarakter dan mandiri.
· Fulfilleds
Mempunyai sumber daya berlimpah dengan berfokus pada prinsip. Dewasa, bertanggungjawab, berpengetahuan luas yang praktis.
· Believers
Mempunyai sumber daya yang lemah dan berfokus pada prinsip. Bersifat tradisional dan materialistik, gaya hidupnya mudah ditebak yang terikat pada keluarga dan gereja.
· Ahievers
Kelompok ini mempunyai sumber daya berlebihan dan berfokus pada status. Individu yang berorientasi terhadap karir ini sangat sukses, termasuk kurang berani mengambil risiko, menghargai status quo dan otoritas.
· Strivers
Kelompok ini memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada status.Cenderung impulsif dan mengikuti zaman.
· Experiencers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebihan dan berfokus pada tindakan.Masih muda dan antusias, menyukai olahraga serta berani mengambil risiko.
· Makers
Memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada tindakan praktis.Konservatif, berfokus pada keluarga, yang bekerja dengan tangannya.
· Strugglers
Kelompok ini umumnya miskin, berpendidikan rendah, hanya memiliki sedikit sumber daya dan harus berfokus pada hidup untuk sesaat. Sistem VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.
Tabel
1. Contoh-Contoh Kelompok Dari Segmentasai Pasar
SEGMENTASI
PASAR
|
VARIABLE
SEGMENTASI
|
SEGMENTASI
GEOGRAFIS
|
|
Wilayah
|
Jawa,
Sumatra, Kalimantan
|
Ukuran
Kota
|
Daerah
metropolitan, kota, desa
|
Kepadatan
Wilayah
|
Perkotaan,
pinggiran kota, pedesaan
|
Iklim
|
Panas,
Hujan, Lembab
|
SEGMENTASI
DEMOGRAFIS
|
|
Umur
|
Dibawah
11, 12-17, 18-34, 35-49, 50-64, 65-74, 75-99, 100+
|
Jenis
Kelamin
|
Laki-laki,
Perempuan
|
Status
|
Belum
menikah, sudah menikah, bercerai, tinggal bersama, janda
|
Pendidikan
|
Pelajar,
lulusan SMA, mahasiswa, lulusan perguruan tinggi, pascasarjana
|
Pekerjaan
|
Professional,
pekerja kasar, pegawai kantoran, petani, anggota militer
|
SEGMENTASI
PSIKOLOGIS
|
|
Kebutuhan
|
Tempat
berlindung, keselamatan, keamanan, rasa kasih sayang, harga diri
|
Kepribadian
|
Ekstrovert,
intovert, agresif, pencari hal baru, kurang peka
|
Persepsi
|
Beresiko
rendah, beresiko sedang, beresiko tinggi
|
Pembelajaran
|
Keterlibatan
tinggi, keterlibatan rendah
|
Sikap/Perilaku
|
Baik (positif) ,
buruk (negatif)
|
SEGMENTASI
PSIKOGRAFIS
|
|
Lifesyle
|
Economic
minded, outdoors
|
SEGMENTASI
SOSIAL BUDAYA
|
|
Kebudayaan
|
American,
Chinese
|
Agama
|
Katolik,
Protestan, Islam, Hindu, Budha
|
Etnik
|
Jawa,
Sunda
|
Kelas
Sosial
|
Bawah,
menengah keatas, atas
|
Siklus
Kehidupan Keluarga
|
Bujangan,
menikah
|